Selasa, 16 Agustus 2011

Menderita Saat Kecil Berisiko Penyakit Kronis Saat Dewasa

,


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Semua anak berhak hidup bahagia. Bukan cuma bagus untuk perkembangan kejiwaan, tapi juga untuk menghindari penyakit kronis saat dewasa. Anak-anak yang hidupnya menderita memiliki 3 kali peluang lebih besar terkena penyakit kronis ketika dewasa.
Penelitian yang dilakukan Kate Scott, PhD, dari University of Otago di Dunedin, Selandia Baru menemukan anak yang memiliki tiga atau lebih riwayat penganiayaan seperti pelecehan fisik, pelecehan seksual atau kemiskinan ternyata berisiko tinggi mengalami masalah medis dengan rasio bahaya berkisar 1,44-2,19.

"Gejala-gejala gangguan mental pada masa anak-anak juga berkaitan erat dengan penyakit kronis di kemudian hari," kata Scott dan rekannya dalam Archives of General Psychiatry edisi Agustus 2011 seperti dilansir medpagetoday.com, Selasa (16/8/2011).

Temuan ini sesuai dengan konsep bahwa masalah-masalah psikososial dan mental pada awal kehidupan memiliki efek fisik yang bersifat jangka panjang.
Scott dan rekannya menulis bahwa penganiayaan semasa anak-anak berisiko tinggi terhadap kesehatan fisik yang buruk kemudian hari.

Meskipun demikian, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu penelitian sangat berfokus pada satu jenis kemalangan dan gagal mengendalikan efek gangguan mental ketika dewasa akibat ingatan mengenai kejadian di masa kanak-kanak.

Untuk mencoba mengisi kesenjangan tersebut, peneliti melakukan inisiatif dengan melakukan survei komunitas cross-sectional secara pribadi oleh pewawancara terlatih. Sampelnya meliputi 18.303 orang dewasa dari 10 negara di Eropa, Amerika dan Asia.

Peserta ditanya mengenai diagnosis dan usia ketika mulai munculnya enam gangguan mental, yaitu gangguan kecemasan umum, gangguan panik dan atau agoraphobia, pasca-traumatic stress disorder (PTSD), fobia sosial dan gangguan depresif mayor.
Partisipan ditanya tentang kemalangan di masa kanak-kanaknya mulai dari pelecehan fisik atau seksual, pengabaian dan kehilangan orang tua, hingga kekerasan atau kemiskinan keluarga. Sedangkan faktor risiko yang terkait dari penelitian ini adalah penyakit jantung, asma, diabetes, osteoartritis, nyeri tulang belakang kronis dan sakit kepala kronis.

Hasil penelitian tersebut menemukan:
1. Setiap gangguan mental dini berkaitan dengan tiga penyakit kronis ketika dewasa. Rasio bahayanya berkisar 1,52-2,27.
2. Gangguan depresi mayor, PTSD, gangguan panik, fobia sosial dapat digunakan untuk memprediksi penyakit jantung dengan rasio bahaya masing-masing sebesar 1,82, 2,39, 2,31, dan 1,80.
3. Gangguan depresi mayor, PTSD, gangguan panik juga memprediksi asma dengan rasio bahaya masing-masing sebesar 2,11, 1,95 dan 2,06.
4. Tidak ada kondisi mental dini yang memprediksi penyakit diabetes.
5. Kekerasan fisik semasa anak-anak berhubungan dengan semua penyakit kronis di kemudian hari dengan rasio bahaya mulai dari 1,42 untuk arthritis untuk 1,92 untuk asma.
6. Kehilangan orang tua yang bukan disebabkan karena perceraian atau kematian seperti; adopsi, anak asuh, atau meninggalkan rumah sebelum usia 16 dan gangguan mental pada orang tua dikaitkan dengan semua penyakit kecuali asma.

Para peneliti mengingatkan bahwa studi ini bergantung pada laporan retrospektif peserta, sehingga kemungkinan bias karena keterbatasan ingatan masih cukup besar. Selain itu penelitian ini didasarkan pada laporan diri, bukan diagnosis medis yang telah diverifikasi.
sumber dari http://www.detikhealth.com

0 komentar to “Menderita Saat Kecil Berisiko Penyakit Kronis Saat Dewasa”

Posting Komentar