Kamis, 21 Juli 2011

disiplin itu penting

,

A. Apakah Disiplin Diri itu ?

 Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, Disiplin berarti melatih batin dan watak supaya perbuatannya menaati tata tertib. Disiplin diri berarti melatih diri melakukan segala sesuatu dengan tertib dan teratur secara berkesinambungan untuk meraih impian dan tujuan yang ingin dicapai dalam hidup.

B. Mengapa kita perlu disiplin ?

Disiplin diri akan terasa manfaatnya jika kita memiliki suatu impian dan cita – cita yang ingin dicapai. Kita harus mendisiplinkan ( melatih ) diri untuk mengerjakan hal – hal yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Oleh
karena itu, di dunia ini dibuat peraturan – peraturan yang disertai hukuman yang setimpal. Hal ini tidak lain agar setiap manusia mau belajar hidup disiplin dan menaati aturan yang ada sehingga dunia tidak kacau balau dan seseorang tidak dapat berbuat sekehendak hatinya.

C. Mengapa disiplin itu sulit ?

Kebiasaan yang kita lakukan akan menentukan masa depan kita. Kebiasaan yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik, begitupun sebaliknya, namun untuk membiasakan kebiasaan baik itu tidak mudah. Mengapa demikian ?
  1. Manusia memiliki sifat – sifat mendasar seperti : cenderung bermalas -malasan, ingin hidup seenaknya mengikuti keinginan hatinya dan keinginan untuk melanggar peraturan – peraturan yang ada.
  2. Kita selalu menganggap pekerjaan sebagai suatu kewajiban apapun beban yang harus dilakukan, bukan sebagai kesenangan. Pepatah mengatakan “ kita akan lebih mudah menerapkan disiplin diri jika kita mencintai apa yang kita kerjakan ”.
  3. Manusia cenderung cepat bosan jika melakukan kegiatan yang sama dalam jangka waktu lama.

Tips untuk dapat hidup dengan disiplin, dengan cara :

  1. Kalahkan diri sendiri.
  2. Lakukan kegiatan selingan sesekali di luar rutinitas.
  3. Fokuskan fikiran pada tujuan akhir yang ingin dicapai.
Tips untuk meningkatkan disiplin diri, dengan cara :
  1. Tetapkan tujuan atau target yang ingin dicapai dalam waktu dekat.
  2. Buat urutan prioritas hal – hal yang ingin kita lakukan.
  3. Buat jadwal kegiatan secara tertulis.
  4. Lakukan kegiatan sesuai dengan jadwal yang kita buat, tetapi jangan terlalu kaku.
  5. Berusahalah untuk selalu dsiplin dengan jadwal program kegiatan yang sudah kita susun sendiri.
Disiplin diri merupakan suatu siklus kebiasaan yang kita lakukan secara berulang – ulang dan terus menerus secara berkesinambungan sehingga menjadi suatu hal yang biasa kita lakukan. Disiplin diri dalam melakukan suatu tindakan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan akan manjadi suatu kebiasaan yang mengarah pada tercapainya keunggulan. Keunggulan membuat kita memiliki kelebihan yang dapat kita gunakan untuk  meraih tujuan hidup yang menentukan masa depan kita.
Akhir kata, setelah kita semua mendapat materi ini diharapkan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari agar apa yang menjadi tujuan kita dapat tercapai. Satu hal penting, sebelum kita melakukan sesuatu itu terlebih dahulu tetapkanlah tujuan atau target dan tidak menunda sampai situasi sempurna.
Karena secara tidak langsung kita telah menyimpannya di alam bawah sadar. Dan otomatis setiap tindakan yang akan kita lakukan selaras dengan apa yang telah kita simpan itu. “ not only what you see is what you get, but also what you think is what you get” . Kemudian lakukan terus dengan disiplin sehingga kita mendapatkan apa yang kita inginkan.

adapun kedisiplinan dari

Dr. James Dobson dari “Focus on the Family” berkata :
“Kalau anda tidak bisa membuat anak umur lima tahun membereskan mainan mereka, kecil kemungkinan anda akan mampu mengendalikan dalam masa kehidupannya yang paling penuh pertentangan yaitu masa remaja”.
Perlu diketahui bahwa di masa remajalah akan terjadi  ujian terhadap apa yang sudah diajarkan orang tuanya terhadap anak.
“Kalau disiplin mulai diterapkan pada hari kedua dalam kehidupan, maka Anda sudah terlambat satu hari” , kata Dr. Bill Slonecker, seorang ahli kedokteran anak.
Banyak orang tua gagal menerapkan disiplin karena latar belakang orang tua itu sendiri. Temperamen orang tua dan juga karena tidak mengerti konsep dan bentuk disiplin menurut agama.
Tanggung jawab orang tua bukanlah membahagiakan anak, tetapi membawa anak kepada penundukkan diri terhadap orangtuanya, sehingga jalan Tuhan dapat diajarkan kepadanya, dan anak akan bahagia.
HUBUNGAN ANTARA OTORITAS DAN DISIPLIN
Menjadi orang tua bukan sekedar masalah biologis, tetapi masalah otoritas. Semua masalah otoritas (pemerintah, pemimpin di pekerjaan, pemimpin agama, orang tua) berasal dari Tuhan. Orang tua harus menyadari bahwa mereka memiliki otoritas yang berasal dari Tuhan. Jika mereka gagal memimpin anak-anak mereka, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban.
Grafik Otoritas vs Hubungan
Anak membutuhkan kejelasan siapa yang memimpin hidupnya supaya ia dapat taat dan pengaruh otoritas harus dapat terasa oleh anak. Hal ini sangat dibutuhkan ketika anak masih kecil. Ketika anak mulai dewasa , ia lebih membutuhkan pengaruh hubungan.
KONSEP DISIPLIN
Banyak orang tua tidak mengerti bahwa jika mereka sungguh mengasihi anak mereka, mereka harus berani mendisiplinkan anak yang melakukan pelanggaran terhadap kebenaran maupun instruksi yang diberikan orang tua.
Keberanian mendisiplin bukanlah disebabkan karena temperamen orang tua, tetapi karena otoritas yang Allah berikan kepada orang tua untuk memimpin anak mereka.
1. Arti Disiplin
2. Tujuan Disiplin
PERTIMBANGAN DALAM MEMBERI DISIPLIN
1. Terangkan kesalahan dibalik pelanggaran yang dilakukan oleh sang anak.
Apa anak melakukan pelanggaran  disiplin?
Secara sengaja mengindikasikan adanya sikap hati memberontak dalam diri anak. Ini dikategorikan sebagai “kebodohan” , karena anak sudah diberitahu yang benar, tetapi ia memilih untuk melanggarnya.
Orang tua harus mengambil tindakan tegas terhadap “kebodohan” sang anak karena ini adalah bentuk ketidaktaatan.
Apakah anak melakukan pelanggaran karena ia belum mengerti?
Belum mengerti berarti pelanggaran yang dilakukan anak belum dikenakan sangsi.  Anak tidak perlu dihukum, tetapi anak tetap perlu diajar untuk mengambil tanggung jawab.
Apakah ia melakukannya karena hal lain (sakit, belum mampu, marah, terluka, atau kecewa pada seseorang)?
2. Disiplin yang diberikan harus sesuai dengan :
a. Kondisi Anak
b. Tempat kejadian
c. Beratnya pelanggaran yang dilakukan anak
d. Jenis pelanggaran yang dilakukan anak
BENTUK-BENTUK DISIPLIN
1.Peringatan
Disiplin paling ringan, tetapi penting sebagai peringatan terhadap anak untuk tidak mengulangi pelanggaran yang sama. isi dari peringatan dapat berupa bentuk disiplin yang lain yang akan dihadapi anak jika ia kembali mengulangi pelanggaran yang sama.
2. Mengambil barang/mainan kesukaannya
Dengan cara tidak memberikan kesempatan untuk menikmati kesukaannya atau tidak melakukan sesuatu yang disukainya selama waktu tertentu.
3.Membayar/menyelesaikan tanggung jawab.
Dilakukan dengan cara membayar atau menyelesaikan tanggung jawabnya atas apa yang seharusnya dilakukan atau belum dilakukan.
4. Memisahkan anak sementara waktu dengan lingkungan sosialnya
Memisahkan anak sementara waktu sehingga anak akan kehilangan kontak sosial dengan lingkungannya. Tujuan isolasi adalah agar anak memiliki waktu untuk merenung serta membantu anak untuk memiliki penguasaan diri.
5. Tongkat Didikan.
Tongkat didikan adalah salah satu sarana didikan bersifat netral dan bila dilakukan dengan benar tidak akan melukai hati anak. Bila orang tua memukul dengan menggunakan tangan, maka tangan dapat memberi kesan kepada anak sebagai hukuman, dimana seharusnya tangan untuk menyatakan kasih sayang.
PEDOMAN PENGGUNAAN TONGKAT DIDIKAN
Melaksanakan didikan dengan tongkat perlu dilakukan dengan tepat dan bijaksana sehingga hati anak tidak terluka namun mengalami kesadaran sejati, ampunan dan pemulihan untuk tidak mengulanginya di kemudian hari.
1. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan tongkat :
a. Tujuan penggunaan tongkat adalah memberikan rasa sakit sehingga seorang anak akan ingat dan memberi motivasi untuk mau menyadari serta menjauhinya dari pelanggaran.
Dalam hal ini orang tua perlu memukul anak pada tempat yang tepat (bagian pantat, cukup keras sehingga terasa sakit, tanpa harus melepaskan celananya).
b. Sebelum memukul , orang tua perlu bertanya mengenai “apa”  kesalahan/pelanggaran anak. Ajak anak untuk dapat mengetahui pelanggarannya serta mengetahui akibat yang ditimbulkan. Tujuannya supaya orang tua tidak sekedar menuduh, tetapi anak menyadari kesalahannya.
c. Seorang anak perlu menyadari kesalahannya, sehingga dalam melaksanakan tongkat didikan harus dilakukan secara bijaksana. Tujuan disiplin bukan untuk mempermalukan, melainkan agar abanak berubah perilakunya atau menjadi contoh bagi yang lain.
d. Disiplin perlu dilakukan secara tegas, artinya tidak tergantung pada kondisi perasaan orang tua sehingga anak tahu persis kapan dan mengapa dipukul. Tongkat didikan tidak boleh diterapkan pada anak dalam kondisi orang tua sedang emosi.
e. Setelah anak dipukul, biarkan anak menangis dan merasakan sakit akibat pukulan, berikan waktu untuk tenang dan merenung perbuatannya.
f. Ajar anakbedoa dan beribadah bersama dan pastikan doa tersebut datang dari diri si anak yang mau bertobat. Doa berisi pengakuan kesalahan atau dosa yang diperbuat, meminta amun kepada Tuhan.
Orang tua perlu memberikan maaf atas permintaan maaf anaknya, serta mendoakan agar hubungan dengan anaknya dipulihkan kembali. Orang tua perlu memberi keyakinan bahwa dia tetap mengasihi anaknya.
g. Ingatkan anak untuk tidak mengulangi perbuatannya dan perlu menjelaskan beberapa prinsip DISIPLIN yang berkaitan dengan pelanggaran tersebut.
LAMPU KUNING, JIKA ANAK ANDA MENUNJUKKAN TANDA-TANDA DI BAWAH INI!
1. Anak bereaksi dengan rengekan, tangisan, atau mencibir ketika saya katakan “tidak”
2. Sering terdengan suara ribut dan bising di rumah karena anak-anak berteriak, menjerit, berkelahi, sehingga mainan/perabot rumah sering rusak.
3. Saya tidak dapat meninggalkan barang-barang pribadi atau makanan cemilan dalam jangkauan anak-anak.
4. Saya merasa malu atau takut untuk mengajak anak saya ke rumah orang lain karena ia begitu aktif (ramai, memegang barang-barang yang ada, berbuat tindakan ceroboh, menendang-nendang, gelisah).
5. Anak saya tidak dapat duduk tenang untuk waktu yang cukup lama pada tempat yang saya tunjuk.
6. Pergi berbelanja dengan anak adalah hal yang sulit, karena akan berlari melewati rak-rak pakaian, atau memegang benda-benda dalam toko, atau berlari dari pengamatan saya.
7. Anak saya sering berteriak, berkata kasar atau memukul saya.
8. Anak saya mengambil barang-barang , menggeledah laci atau lemari tanpa seijin saya.
9. Jika saya menyuruh anak saya melakukan sesuatu, saya harus menerangkan alasannya.
10. Seringkali mainan rusak dan jarang mengembalikan mainan pada tempatnya baik di dalam maupun di luar.
TUGAS :
1. Hal apa yang diajarkan dalam sesi ini yang membuka pengertian arti disiplin kepada anak.
2. Apakah anda termasuk orangtua yang kurang berani atau berani menerapkan disiplin.
Temukan penyebabnya jika anda adalah orang yang kurang berani memberi disiplin, tentukan langkah perbaikannya
3. Perubahan apa yang terjadi pada anak setelah menerapkan prinsip[ yang benar dalam memberi koreksi.

0 komentar to “disiplin itu penting”

Posting Komentar